tag:blogger.com,1999:blog-47865426870657721752024-03-13T02:18:25.501-07:00Biologi Reproduksi - Dian HusadaBiologi Reproduksi _ Dian Husadahttp://www.blogger.com/profile/00624834050814179672noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-4786542687065772175.post-38164122887251271252011-11-15T22:48:00.000-08:002011-11-15T22:48:58.874-08:00Penentuan jenis kelamin<div style="color: #333333; font-family: tahoma, verdana, sans-serif; font-size: 10px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 0.8em; margin-left: 1em; margin-right: 1em; margin-top: 0.5em;"><strong>RANGKAI KELAMIN</strong></div><div style="color: #333333; font-family: tahoma, verdana, sans-serif; font-size: 10px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 0.8em; margin-left: 1em; margin-right: 1em; margin-top: 0.5em;"><strong>DAN PENENTUAN JENIS KELAMIN</strong></div><div style="color: #333333; font-family: tahoma, verdana, sans-serif; font-size: 10px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 0.8em; margin-left: 1em; margin-right: 1em; margin-top: 0.5em;">Pada Bab V telah kita pelajari pola pewarisan sifat yang diatur oleh gen-gen berangkai atau gen-gen yang terletak pada satu kromosom. Keberadaan gen berangkai pada suatu spesies organisme, yang meliputi urutan dan jaraknya satu sama lain, menghasilkan peta kromosom untuk spesies tersebut, misalnya peta kromosom pada lalat <em>Drosophila melanogaster</em> yang terdiri atas empat kelompok gen berangkai (Gambar 5.4).</div><div style="color: #333333; font-family: tahoma, verdana, sans-serif; font-size: 10px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 0.8em; margin-left: 1em; margin-right: 1em; margin-top: 0.5em;">Salah satu dari keempat kelompok gen berangkai atau keempat pasang kromosom pada <em>D. melanogaster</em> tersebut, dalam hal ini kromosom nomor 1, disebut sebagai <strong>kromosom kelamin</strong>. Pemberian nama ini karena strukturnya pada individu jantan dan individu betina memperlihatkan perbedaan sehingga dapat digunakan untuk membedakan jenis kelamin individu. Ternyata banyak sekali spesies organisme lainnya, terutama hewan dan juga manusia, mempunyai kromosom kelamin.</div><div style="color: #333333; font-family: tahoma, verdana, sans-serif; font-size: 10px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 0.8em; margin-left: 1em; margin-right: 1em; margin-top: 0.5em;">Gen-gen yang terletak pada kromosom kelamin dinamakan <strong>gen rangkai kelamin</strong> <strong><em>(sex-linked genes) </em></strong>sementara fenomena yang melibatkan pewarisan gen-gen ini disebut peristiwa <strong>rangkai kelamin <em>(linkage)</em></strong>. Adapun gen berangkai yang dibicarakan pada Bab V adalah gen-gen yang terletak pada kromosom selain kromosom kelamin, yaitu kromosom yang pada individu jantan dan betina sama strukturnya sehingga tidak dapat digunakan untuk membedakan jenis kelamin. Kromosom semacam ini dinamakan <strong>autosom</strong>.</div><div style="color: #333333; font-family: tahoma, verdana, sans-serif; font-size: 10px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 0.8em; margin-left: 1em; margin-right: 1em; margin-top: 0.5em;">Seperti halnya gen berangkai (autosomal), gen-gen rangkai kelamin tidak mengalami segregasi dan penggabungan secara acak di dalam gamet-gamet yang terbentuk. Akibatnya, individu-individu yang dihasilkan melalui kombinasi gamet tersebut memperlihatkan nisbah fenotipe dan genotipe yang menyimpang dari hukum Mendel. Selain itu, jika pada percobaan Mendel perkawinan resiprok (genotipe tetua jantan dan betina dipertukarkan) menghasilkan keturunan yang sama, tidak demikian halnya untuk sifat-sifat yang diatur oleh gen rangkai kelamin.</div><div style="color: #333333; font-family: tahoma, verdana, sans-serif; font-size: 10px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 0.8em; margin-left: 1em; margin-right: 1em; margin-top: 0.5em;">Gen rangkai kelamin dapat dikelompok-kelompokkan berdasarkan atas macam kromosom kelamin tempatnya berada. Oleh karena kromosom kelamin pada umumnya dapat dibedakan menjadi kromosom X dan Y, maka gen rangkai kelamin dapat menjadi <strong>gen rangkai X <em>(X-linked genes)</em></strong>dan <strong>gen rangkai Y <em>(Y-linked genes)</em></strong>. Di samping itu, ada pula beberapa gen yang terletak pada kromosom X tetapi memiliki pasangan pada kromosom Y. Gen semacam ini dinamakan <strong>gen rangkai kelamin tak sempurna <em>(incompletely sex-linked genes)</em></strong>. Pada bab ini akan dijelaskan cara pewarisan macam-macam gen rangkai kelamin tersebut serta beberapa sistem penentuan jenis kelamin pada berbagai spesies organisme.</div><div style="color: #333333; font-family: tahoma, verdana, sans-serif; font-size: 10px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 0.8em; margin-left: 1em; margin-right: 1em; margin-top: 0.5em;"><strong>Pewarisan Rangkai X</strong></div><div style="color: #333333; font-family: tahoma, verdana, sans-serif; font-size: 10px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 0.8em; margin-left: 1em; margin-right: 1em; margin-top: 0.5em;">Percobaan yang pertama kali mengungkapkan adanya peristiwa rangkai kelamin dilakukan oleh T.H Morgan pada tahun 1910. Dia menyilangkan lalat <em>D. melanogaster</em> jantan bermata putih dengan betina bermata merah. Lalat bermata merah lazim dianggap sebagai lalat normal atau tipe alami <em>(wild type), </em>sedang gen pengatur tipe alami, misalnya pengatur warna mata merah ini, dapat dilambangkan dengan tanda<em> +</em>. Biasanya, meskipun tidak selalu, gen tipe alami bersifat dominan terhadap alel mutannya.</div><div style="color: #333333; font-family: tahoma, verdana, sans-serif; font-size: 10px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 0.8em; margin-left: 1em; margin-right: 1em; margin-top: 0.5em;">Hasil persilangan Morgan tersebut, khususnya pada generasi F<sub>1</sub>, ternyata berbeda jika tetua jantan yang digunakan adalah tipe alami (bermata merah) dan tetua betinanya bermata putih. Dengan perkataan lain, perkawinan resiprok menghasilkan keturunan yang berbeda. Persilangan resiprok dengan hasil yang berbeda ini memberikan petunjuk bahwa pewarisan warna mata pada<em>Drosophila</em> ada hubungannya dengan jenis kelamin, dan ternyata kemudian memang diketahui bahwa gen yang mengatur warna mata pada <em>Drosophila</em> terletak pada kromosom kelamin, dalam hal ini kromosom X. </div>Biologi Reproduksi _ Dian Husadahttp://www.blogger.com/profile/00624834050814179672noreply@blogger.com0